Jeblesss

<p><b>Mahfud MD Tersinggung Dengan Sikap Ahok dan Penasihat Hukumnya</b><br /> <b><br /></b> <i>Tidak mau berubah, tetap saja arogan</i><br /> <br /> <br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgExSVvmI9agSWYrcV-arcSXVeZwJvCVEjeO4beQuxRIdy7_EgowWM2QN9vgOt2-xlGRfwZPRXFhFmEuVUsMnC8JjGawMz8e3eVSNO9t8TVSxAff0cjZ_1O7Au0K_F6TVRyEipPqzUde84o/s1600/arogan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgExSVvmI9agSWYrcV-arcSXVeZwJvCVEjeO4beQuxRIdy7_EgowWM2QN9vgOt2-xlGRfwZPRXFhFmEuVUsMnC8JjGawMz8e3eVSNO9t8TVSxAff0cjZ_1O7Au0K_F6TVRyEipPqzUde84o/s1600/arogan.jpg" /></a><br /> <i><br /></i></p>

Mahfud MD Tersinggung Dengan Sikap Ahok dan Penasihat Hukumnya Tidak mau berubah, tetap saja arogan

Hidup Bahagia Bos Koran, Dahlan Iskan. (3)

<p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSdSbQwWf_-3l27u5Ae9_SQUB_ZzOLQ8tPaNJ7rMO7pMwS1rWpNW3zJWxHqcISVQZYXDkjyGkN8Zil-TbSTSeLo2364hA_bqEEzV6Xo_TyhiRsg4NUOea7Oj7PgUayyRUQGOpwA8YsUOnu/s1600/images+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSdSbQwWf_-3l27u5Ae9_SQUB_ZzOLQ8tPaNJ7rMO7pMwS1rWpNW3zJWxHqcISVQZYXDkjyGkN8Zil-TbSTSeLo2364hA_bqEEzV6Xo_TyhiRsg4NUOea7Oj7PgUayyRUQGOpwA8YsUOnu/s1600/images+%25282%2529.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Menolak “Amplop” dan Memilih Jalan Kaki</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> SEJAK  di SD sudah suka menulis. Bahkan nilai pelajaran tentang mengarang-nya selalu paling bagus. Maka tidak salah kalau di awal karirnya Pak Dis memulai dengan menjadi wartawan.</div> <div style="text-align: justify;"> Dulu sebelum berkiprah sebagai wartawan, beliau mengikuti penjaringan bakat yang di adakan oleh lembaga swadaya masyarakat: LP3ES. Itu adalah awal Dahlan muda mengawali karir.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sewaktu menjadi wartawan di majalah TEMPO, majalah yang begitu ternama kala itu, Pak Dis pernah ada tugas wawancara di daerah Surabaya sana, yang jarak tempuhnya cukup jauh. Kala itu beliau hanya dengan membawa uang  “sangu” Rp.75 (zaman dulu uang segitu masih bejaji). Uang yang hanya cukup untuk biaya perjalanan berangkat saja. Naik Bemo. Sehabis wawancara beliau di beri amplop. Seperti pak Dis, kita semua mungkin juga tahu kalau amplop itu isinya pasti uang. Yang katanya uang akomodasi lah. Atau ada yang menyebut uang jalan lah. Namun Pak Dis menolaknya. Dan tahu juga apa resikonya sudah “berani” menolak amplop tersebut: pulang jalan kaki. Dan benar saja, selesai wawancara pulang dengan jalan kaki. Sekitar dua jam perjalanan. Mungkin kita bisa mengira-ngira sendiri jalan kaki dua jam itu sejauh mana. Plus kena terik panas kota metropolitan-nya Jawa Timur, Surabaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rasanya tidak banyak orang yang bisa mengambil sikap seperti itu. Pas ada kesempatan. Pas keadaan lagi butuh. Pas ada penawaran. Bila menerima pun juga tidak diangap bersalah. Apalagi bila membayangkan  resiko menolak. Semua serba pas untuk menerima amplop tersebut. hanya satu yang dirasa tidak pas: KOMITMEN. Dan itulah salah satu kunci membesarkan Jawa Pos.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sejak kecil sudah menjunjung tinggi komitmen, seperti ayahnya. Dulu waktu lapar tetap sabar dan bertahan sampai ada makanan yang dimakan. Walaupun bisa saja “lari” ke PSM (pesantren sabilil muttaqin) lalu minta makan. Toh itu juga masih bagian dai keluarganya. Tapi, keluarga Mah Iskan tidak pernah seperti itu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ***</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Biasanya, kalau pas lagi UTS di kampus, harga komitmen itu juga sangat mahal. Salah satunya komitmen untuk menaati peraturan ujian: DI LARANG NYONTEK, SALING MEMBERI JAWABAN, APALAGI MEMINTA JAWABAN DENGAN CARA MEMAKSA. Hal itu jelas pelanggaran berat, bila ketahuan dosen pengawas. Karena mahasiswa tahu, kalau memegang kuat komitmen yang satu itu tadi penuh resiko: nilainya jeblok. Dan ini yang lebih menakutkan: di transkip nilai nanti.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tapi jangan khawatir bagi yang nilainya kurang bagus karena komitmen tidak mau nyontek. Tindakan seperti itu yang perlu di acungi jempol, (walaupun saya sendiri belum bisa). Tindakan anda adalah yang paling benar. Sikap seperti itu yang akan mengantarkan pada keberuntungan. Sikap yang seperti itu yang akan mendekatkan anda pada cita-cita. Tidak melulu nilai bagus, tapi bagaimana cara mendapatkan nilai itu yang perlu di perhatikan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bagi anda yang rela nilainya jelek karena tidak mau nyontek. Berarti anda sama seperti Dahlan Iskan: menolak “amplop” dan memilih jalan kaki. Selamat…! (*)</div> </p>

Menolak “Amplop” dan Memilih Jalan Kaki SEJAK  di SD sudah suka menulis. Bahkan nilai pelajaran tentang mengarang-nya selalu pa...

Rumah Firza Husein dijaga puluhan laskar FPI

<p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl5naH8dUb0NbzSWomadIvuUi5Q1GhGlyAVhBvJaIe7kmCn346kiBe2dQwQNO9wOAW90koeeJNYj3jF1-tu5DSciJouU3Zfhce_J9B6u7lF1V3w-G-IYBCFICnhJxl_Ez14Dsv4mxdcIiE/s1600/firza.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl5naH8dUb0NbzSWomadIvuUi5Q1GhGlyAVhBvJaIe7kmCn346kiBe2dQwQNO9wOAW90koeeJNYj3jF1-tu5DSciJouU3Zfhce_J9B6u7lF1V3w-G-IYBCFICnhJxl_Ez14Dsv4mxdcIiE/s320/firza.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <br /> <div style="text-align: justify;"> JAKARTA. Usai ditangkap oleh aparat polisi atas dugaan makar, Selasa (31/1), kediaman Firza Husein dijaga oleh puluhan anggota Laskar Pembela Islam (LPI) dari Front Pembela Islam (FPI).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adik kandung Firza, Fifi Husein (33) mengatakan, dia yang sengaja meminta bantuan pengamanan tersebut. Sebab, dirinya dan seorang asisten rumah tangga yang menghuni rumah tersebut merasa resah atas kejadian penangkapan kakaknya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> "Atas permintaan saya, karena waktu kejadian sempat disamperin petugas tinggi besar berpakaian intel. Trus kaget mobil saya difoto-foto juga. Jadi saya minta bantuan, warga sekitar sini juga sering begitu kok minta bantuan pengamanan," kata Fifi dikediamannya Jalan Makmur RT 03 RW 07, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (31/1).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Soal penangkapan terhadap kakaknya, Fifi mengaku kaget karena setahu dia, Firza selalu kooperatif jika dipanggil polisi. "Saya kaget, karena jika dipanggil baik-baik pasti akan datang. Tapi ini tidak, bahkan menurut tetangga mereka sudah mondar-mandir sekitar sini sejak dua hari lalu," kata dia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebelum penangkapan, menurut Fifi, Firza telah enam kali dipanggil pihak polisi sebagai saksi untuk Rachmawati, Ahmad Dhani dan Sri Bintang Pamungkas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Panglima LPI Bekasi Raya, Rohmat Ghozali mengatakan, pihaknya akan terus berjaga sampai waktu yang tidak ditentukan. Apalagi, sebagai pribadi, Rohmat dan anggota lain kenal secara baik terhadap Firza.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> "Jadi Ibu Firza ini donatur GNPF. Suka ngasih-ngasih nasi konsumsi. Makanya kita dekat sama Ibu Firza dan Ibu Fifi. Sekarang tuduhannya makar. Makanya kita juga bingung ini kok bisa. Ini padahal cuman bantu-bantu konsumsi kok dibilang makar," katanya. (kontan? Syai)</div> </p>

JAKARTA. Usai ditangkap oleh aparat polisi atas dugaan makar, Selasa (31/1), kediaman Firza Husein dijaga oleh puluhan anggota Laskar P...

Kunjungan Trump ke Britania Raya Terganjal "Tanda Tangan"

<p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">                                          <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih6pW8fWlfLjOIYmwmy6y1-lxGn9SLQg8UEameyawrFoLNT8H3f7lkULrz_6IpoUj9kU4jUXFb4D8Lnan1LlQzyoivyCfqKSp16f29akCtpP-X5ZRjnyU23TyubrxeQg9_782ieX3OqOC7/s1600/trump.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih6pW8fWlfLjOIYmwmy6y1-lxGn9SLQg8UEameyawrFoLNT8H3f7lkULrz_6IpoUj9kU4jUXFb4D8Lnan1LlQzyoivyCfqKSp16f29akCtpP-X5ZRjnyU23TyubrxeQg9_782ieX3OqOC7/s1600/trump.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Donald Trump berniat melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris. Namun, sebelum niat itu kesampaian, ratusan ribu orang menandatangani petisi untuk melarang kunjungan tersebut. Dalam petisi itu disebutkan kalau Trump seharusnya tidak boleh ke Inggris agar tidak mempermalukan Ratu Inggris.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sejak petisi itu dilaunching, responsnya memang fantastis. Hanya dalam satu jam, petisi yang disebarkan viral itu sudah menarik 100 ribu tandatangan. Ratusan ribu yang tandatangan ini  sebagian besar adalah mahasiswa Inggris atau pelajar di kota lain. Data terakhir, ada sejuta lebih tandatangan pada petisi itu. Itu sudah  melampaui rekor sejuta tanda tangan pada petisi mendukung Jeremy Clarkson kembali menjadi host Top Gear.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Angka  itu pun cukup untuk membuat Parlemen Inggris menghelat debat mengenai apakah mereka akan memberikan izin Trump datang atau tidak.  Respons petisi itu memang tidak terduga. Dalam semenit, kira-kira ada seribu tandatangan diperoleh dan menjadi petisi ketiga yang paling popular dalam sejarah Parlemen Inggris.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana untuk mengunjungi Inggris diumumkan pada MInggu (29/1) malam. Saat itu PM Inggris Theresa May mengatakan kalau Trump mendapatkan undangan dari Ratu Elizabeth untuk mengunjungi Inggris. Kunjungan itu direncanakan akan dihelat pertengahan tahun ini. Namun, dari pihak Trump sendiri belum memastikan akan menerima kunjungan tersebut. Pasalnya, Trump disebut-sebut menghindari pertemuan dengan Pangeran Charles seiring ketidaksamaan visi mengenai pemanasan global.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Petisi yang didukung pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn dan pemimpin Partai Liberal Demokrat Tim Farron menyebutkan kalau presiden AS itu tidak boleh diundang agar tidak mempermalukan Ratu. Dipaparkan Corbyn, petisi itu dilayangkan seiring keputusan Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang penduduk tujuh Negara muslim masuk AS. ”Saya merasa tidak nyaman Trump diundang ke Inggris sampai perintah eksekutif itu dicabut,” kata Corbyn. (Jawa Pos/ Syai)</div> </p>

                                          Donald Trump berniat melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris. Namun, sebelum niat itu kesam...

Hidup Bahagia Bos Koran, Dahlan Iskan. (2)

<p><b><br /></b> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhowFS8xf-3q2U7AeuaaQ2gMWOVwGee7x0nyPDKbUuJctSyebtWNIzGxzpYJBc7q-plpdmmvj_lDL6GqPWIQwCHt-S4E0XGRj1qHPfhKXDcMheNa1M4A6W2_Urtp8Y23zuDMjmX4McNaaC0/s1600/images+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhowFS8xf-3q2U7AeuaaQ2gMWOVwGee7x0nyPDKbUuJctSyebtWNIzGxzpYJBc7q-plpdmmvj_lDL6GqPWIQwCHt-S4E0XGRj1qHPfhKXDcMheNa1M4A6W2_Urtp8Y23zuDMjmX4McNaaC0/s1600/images+%25282%2529.jpg" /></a></div> <b><br /></b> <b><br /></b> <b>Tidak Lulus kuliah Gara-gara Kesemsem Dengan Koran</b><br /> <br /> <br /> MEMPUNYAI keinginan untuk sekolah tinggi tentu menjadi keinginan banyak dari kita. Tapi benar-benar bisa sekolah tinggi, itu yang biasanya hanya sedikit yang bisa dapat. Ada banyak faktor: biaya, sifat dan karakter, dan juga keadaan (bukan biaya).<br /> <br /> Ada yang sekolah tinggi tapi tidak benar.<br /> Ada yang tidak sekolah tinggi tapi benar.<br /> Ada yang benar-benar sekolah tinggi dan benar-benar, benar.<br /> <br /> Silahkan dicari sendiri contohnya. Dan kita termasuk yang mana bisa di “raba” diri kita sendiri-sendiri. Dan kalau sudah menemukan jawabannya silahkan tersenyum, atau terkejut, atau bahkan menyesal, mungkin.<br /> <br /> Di setiap sambutan pada acara-acara wisuda biasanya Dahlan Iskan bilang begini: Saya tidak pernah merasakan seperti yang anda rasakan. Berdebar-debar senang ketika akan di wisuda.<br /> <br /> Memang benar. Karena Pak Dis tidak lulus S-1.<br /> <br /> Dulu selepas tamat MA (sekali lagi Madrasah Aliyah, bukan Magister Agama) Pak Dis merantau ke Kalimantan. Tujuannya sama dengan kebanyakan anak muda yang baru lulus SMA: merantau, ingin bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.<br /> <br /> Karena kalau tetap di Takeran terus, nanti tidak bisa kuliah. Lha wong untuk sekolah MTs dan MA saja harus cari yang terjangkau itupun masih “milik keluarga”. Di Kalimantan ada kakaknya, jadi bisa ikut numpang dirumah kakaknya. Dan juga  yang akan membantu biaya kuliah. Maka masuk-lah ke IAIN di Samrinda sana.<br /> <br /> Tapi lama-lama dahlan remaja mulai jenuh dengan jam kuliah. Dia lebih aktif di kegiatan kemahasiswaan, menulis dimajalah dan Koran mahasiswa. Dari situ Koran mulai “mengalahkan” jam kuliah. Hingga dirasa-rasa kuliah tidak ada hasilnya. Hanya begitu-begitu saja. Maka Dahlan memutuskan untuk kelauar dan fokus pada kegiatan “jurnalistik”.<br /> <br /> Kata-kata seperti yang biasanya membuat mahasiswa berapi-api semangatnya. Seharusnya benar, karena logikanya kalau yang tidak lulus kuliah (seperti Dahlan Iskan) saja bisa jadi orang besar yang membawa perubahan besar tentunya, apalagi yang lulus. S-1, S-2, bahkan S-3. Runtutannya harus bisa membawa perubahan lebih besar.<br /> <br /> <br /> Terkadang tidak ada “sambungan” antara pendidikan dengan kesuksesan. Tapi, setiap keusuksesan membutuhkan pendidikan.(*)</p>

Tidak Lulus kuliah Gara-gara Kesemsem Dengan Koran MEMPUNYAI keinginan untuk sekolah tinggi tentu menjadi keinginan banyak dari kit...

Hidup Bahagia Bos Koran, Dahlan Iskan (1)

<p><br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNU1DRx4DFc6E8L2IqVZW9fQkxW9I_UtbUp8VNFG9rERYuRkMSWv293org1TaNXc17pANnLvozJPBni8pUw95v3gPVQ-IUE00qZ2Fnxn1k30fU46X_AHgVlgbzhzRe34L9b74kB0x2ZcFa/s1600/images+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNU1DRx4DFc6E8L2IqVZW9fQkxW9I_UtbUp8VNFG9rERYuRkMSWv293org1TaNXc17pANnLvozJPBni8pUw95v3gPVQ-IUE00qZ2Fnxn1k30fU46X_AHgVlgbzhzRe34L9b74kB0x2ZcFa/s400/images+%25282%2529.jpg" width="400" /></a></div> <br /> <br /> <b>Kemiskinan Harus di Jalani Apa Adanya</b><br /> <br /> <br /> DAHLAN Iskan, beliau terlahir dari kalangan pesantren. Ibunya masih keterunan langsung pendiri pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran. Pesantran besar di daerah Magetan yang beraliran Satariyah.<br /> <br /> Sejak kecil di didik kental dengan “aroma” pesantren. Plus didikan keras dari sang ayah, H. Iskan.<br /> Dan ini ternyata sangat dominan mempengaruhi pembawaan Dahlan Iskan. Kalau sekarang kita dapati di setiap keputusan-keputusannya. Baik ketika memimpin PLN dulu, atau pun saat memimpin<br /> <br /> BUMN di era SBY “kemarin” itu. Atau melihat pembawaannya di setiap tulisannya. Kaku, tidak sabar-an. Tapi juga degan perkiraan yang matang. Tapi ibunya sangat halus. Dan ini bisa juga sebagai penyeimbang. Keras plus halus.<br /> <br /> Dulu, sewaktu tamat SD ingin melanjutkan ke SMP. Tapi keinginan itu di tolak dengan keras oleh ayahnya. Alasannya satu: tidak punya uang untuk membiayai. Sampai akhirnya “terpaksa” masuk ke MTs di pesantren “keluarga”. Kalau tidak mau tidak boleh sekolah. Sampai Aliyah tetap disitu.<br /> <br /> Berangkat-pulang dengan berjalan kaki. Sekitar 6 KM. Itupun jalannya masih ber-geragal. (Berbeda dengan sekarang. Jalannya mudah, fasilitas lengkap, eh… tidak sampai ke sekolahan, malah nongkrong. Itu pun pamit sekolah.) Dan ini yang membuat penderitaan Dahlan kecil jadi tambah: nyeker, tidak pakai sepatu. Plus lagi belum makan pas mau berangkat ke sekolah. Tidak satu, dua kali. Itu di jalani berkali-kali bahkan hampir setiap hari. Lengkap sudah tempaan karakter yang di lalui Pak Dis dulu.<br /> <br /> Di didik dengan keras. Menjalani pendidikan dengan penuh kesulitan. Bahkan menjalani hidup dengan keadaan yang sangat miskin tidak membuatnya putus asa. Malah semua itu sangat berguna membentuk karakternya.<br /> <br /> Pas sekali dengan nasehatnya: “hidup sebagai orang miskin harus di jalani apa adanya”.<br /> Jadi orang miskin harus dijalani apa adanya, kalau ada(nya) keinginan untuk sekolah ya harus sekolah. Termasuk kalau ingin sekolah tinggi. Kalau tidak ada biaya, ya harus ngotot berusaha supaya bisa.<br /> <br /> <br /> Jadi orang miskin tidak perlu takut untuk bercita-cita. Tapi juga harus di perjuangkan, supaya menjadi kenyataan cita-citanya. Termasuk kalau nantinya jadi kenyataan juga harus dijalani dan diterima apa adanya. Tidak perlu dicari-cari apalagi dicari dengan cara yang tidak benar. Tidak boleh menolak apalagi puru-pura menolak.(*)</p>

Kemiskinan Harus di Jalani Apa Adanya DAHLAN Iskan, beliau terlahir dari kalangan pesantren. Ibunya masih keterunan langsung pendir...